LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA FISIKA
PERCOBAAN
III
ELEKTROKIMIA
Oleh :
KELOMPOK 2
KELAS C
ARIEF
PRATAMA AVISHA (1407122976)
MAGGIE DARLENE LAUTAMA (1407113363)
ROHAYA (1407123782)
PPROGRAM
STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
RIAU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
Percobaan
1.
Menentukan bilangan Avogadro (No) secara elektrolisis
2.
Menyusun dan mengukur GGL sel elektrokimia
3. Mencoba menguji persamaan Nernst
1.2 Landasan
Teori
1.2.1 Elektrokimia
Reaksi
elektrokimia dapat dibagi dalam dua kelas: yang menghasilkan arus listrik
(proses yang terjadi dalam baterai) dan yang dihasilkan oleh arus listrik
elektrolisis. Tipe pertama reaksi bersifat serta merta, dan energy bebas system
kimianya berkurang; system itu dapat melakukan kerja, misalnya menjalankan
motor. Tipe kedua harus dipaksa agar terjadi (oleh kerja yang dilakukan
terhadap system kimia), dan energy bebas system kimia bertambah Elektrokimia adalah didiplin ilmu kimia yang memperlajari
tentang perubahan zat yang menghasilkan arus listrik atau perubahan kimia yang
disebabkan oleh arus listrik. (Keenan, 1980).
Dalam sebuah
sel, energi listrik di hasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu
elektroda (oksidasi) dan penerima elektron pada elektroda lainnya (reduksi).
Elektroda yang melepaskan elektron dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang
menerima elektron dinamakan katoda. Suatu sel elektrokimia, kedua sel setengah
reaksi dipisahkan dengan maksud agar aliran listrik (elektron) yang ditimbulkan
dapat digunakan. Salah satu faktor yang mencirikan sebuah sel elektrokimia
adalah gaya gerak listrik (GGL) atau beda potensial listrik antara anoda dan
katoda (Oxtoby, 1999).
Elektron mengalir dari anoda seng ke
katoda tembaga. Hal ini akan menimbulkan perbedaan potensial antara ke-2
elektroda. Perbedaan potensial akan mencapai maksimum ketika tidak ada arus
yang mengalir. Perbedaan maksimum ini dinamakan GGL sel atau E sel. Nilai E sel
tergantung pada berbagai faktor. Bila konsentrasi larutan seng dan tembaga 1,0
M dan suhu sistem 298K (250C), E sel berada dalam keadaan standar
dan diberi simbol E0sel (Underwood, 1991).
Keadaan
standar didefinisikan sebagai keadaan pada 25oC (298.15 K), pada
keaktifan satu untuk semua zat dalam sel elektrokimia pada sel dengan arus nol
pada tekanan 1 bar (105 Pa) (Oxtoby:1999).
1. Sel
Volta
Selvoltaadalahpenataanbahankimiadanpenghantarlistrik
yang memberikanaliran electron lewatrangkaianluardarisuatuzatkimia yang
teroksidasikezatkimia yang direduksi .Dalammenyetarakanreaksiredoks,
kitadapatmemecahkanreaksiitumenjadiduabagianyaitusetengahreaksioksidasidansetengahreaksireduksi.Padareaksireduksi,
zat-zat yang direaksikandicanpurdalamsatuwadahsehinggaterjadireaksi yang
disertaipelepasandanpenyerapankalor.
a.
PotensialSel (EoSel)
Selain dengan menggunakan percobaan
dan voltmeter, potensial sel (EoSel) dapat juga ditentukan secara
teoritis. Potensial sel (EoSel) adalah penjumlahan dari
potensial anoda dengan potensial katoda.
b. PotensialElektroda
Arus
listrik yang terjadi pada sel volta disebabkan karena elektron-elektron
mengalir dari elektroda negatif ke elektroda positif (Keenan, 1980).
2. SelElektrokimia
Sebuah
sel elektrokimia yang beroperasi secara spontan disebut sel galvani (atau sel
volta). Sel seperti ini mengubah energy kimia menjadi energy listrik yang dapat
digunakan untuk melakukan kerja. Elektrolisis adalah peristiwa elektrolit dalam sel
elektrolisis oleh arus listrik. Arus listrik berasal dari sumber arus
baterai/aki yang menghasilkan arus searah. Pada anoda terjadi reaksi oksidasi,
yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh anoda dan jumlah elektronnya berkurang
sehingga bilangan oksidasinya bertambah. Pada katoda terjadi reaksi reduksi,
yaitu kation ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron sehinggan bilangan
oksidasinya berkurang (Oxtoby, 1999).
Hubungan
listrik antara dua setengah – sel harus dilakukan dengan cara tertentu. Kedua
electrode logam dan larutannya harus berhubungan, dengan demikian lingkar arus
yang sinambung terbentuk dan merupakan jalan agar partikel bermuatan mengalir.
Secara sederhana electrode saling dihubungkan dengan kawat logam yang
memungkinkan aliran electron (Petrucci:1985).
Sel terdiri dari dua setengah – sel yang
elektrodanya dihubungkan dengan kawat dan larutannya dengan jembatan garam.
(Ujung jembatan garam disumbat dengan bahan berpori yang memungkinkan ion
bermigrasi, tetapi mencegah aliran cairan dalam jumlah besar). Potensiometer
mengukur perbedaan potensial antara dua electrode yaitu sebesar 0.463 Volt (V)
(Petrucci:1985).
Aliran
listrik antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya dapat
dilakukan melalui larutan lain yang "menjembatani" kedua setengah –
sel dan tak dapat dengan kawat biasa: hubungan ini disebut jembatan garam (=
salt bridge)
Elektroda Zn akan mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi. Electron mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhi lembatan (Petrucci:1985).
Elektroda Zn akan mengalami reaksi oksidasi, sedangkan electrode Cu akan mengalami reduksi. Electron mengalir dari atom Zn ke kawat penghantar, dan dengan terbentuknya ion-ion Zn2+ ini memasuki larutan dan berdifusi menjauhi lembatan (Petrucci:1985).
Ion negative
berdifusi lewat jembatan garam menuju ke electrode Zn. Electron yang dilepaskan
oleh atom Zn memasuki kawat penyambung dan menyebabkan electron-elektron pada
ujung lain berkumpul pada permukaan electrode Cu. Electron-elektron ini
bereaksi dengan ion Cu2+ untuk membentuk atom Cu yang melekat pada
electrode (Keenan:1980).
Ion
SO42- yang ditinggalkan oleh ion Cu2+ akan berdifusi menjauhi
electrode Cu. Dari jembatn garam NaCl, ion Na+ akan berdifusi
keluar menuju ke Cu. Jadi, sementara reaksi itu berjalan; terdapat gerakan
keseluruhan dari ion negative menuju electrode Zn dan gerakan keseluruhan ion
positif menuju electrode Cu. Jalan untuk aliran ion secara terarah lewat
larutan ini dapat dibayangkan sebagai rangkaian dalam, dan jalan untuk aliran
electron lewat kawat penghantar dibayangkan sebagai rangkaian luar
(Keenan:1980).
1.2.2
Hukum Faraday
Akibataliranaruslistrikserarahkedalamlarutanelektrolitakanterjadiperubahankimiadalamlarutantersebut.
Menurut Michael Faraday (1834) lewatnyaarus 1F mengakibatkanoksidasi 1 massaekivalensuatuzatpadasuatuelektroda
(anoda) danreduksi 1 massaekivalensuatuzatpadaelektroda yang lain (katoda).
1. Hukum
Faraday I
“Massa zat yang
timbul pada elektroda karena elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah
listrik yang mengalir melalui larutan.”
2. Hukum
Faraday II
“ Jika 2 buah zat dielketrolisis dengan 2 buah arus yang
sama dan dihubungkan seri maka perbandingan massa zat larutan I dengan massa
zat larutan II sama dengan perbandingan massa ekivalennya.”
Diawal
abad ke-19, Faraday menyelidiki hubungan antara jumlah listrik yang mengalir
dalam sel dan kuantitas klimia yang berubah dielektroda saat elektrilisis. Iamerangkumhasilpengamatannyadalamdua
hokum ditahun1833 :
a. Jumlah
zat yang dihasilkan dielektroda sebanding dengan jumlah arus listrik yang melalui
sel.
b. Bila
jumlah tertentu atas listrik melalui sel, jumlah mol zat yang berubah
dielektroda adalah konstan tidak bergantung jenis zat.
BAB
II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1
Alat-alat
yang digunakan
1.
PH
meter atau potensiometer 8.
Gelas Piala 1000 ml
2.
KertasSaring 9.
LabuUkur 100 ml
3.
Kabel, Penjepit 10.
Termometer
4.
Kertasamplas 11.
Sumberarus DC
5.
Amper meter 12.
Stopwatch/jam tangan
6.
Hot Plate 13.
Pipetukur 10 ml
7.
Lembaransengdantembaga 14. Penjepit
2.2
Bahan-bahan
yang digunakan
1.
NaClpadat 10 gram 4. CuSO4.5H2O
1 M
2.
NaOHpadat 0,1 gram 5. ZnSO4.7H2O
1 M
3.
Aquadest 6.
KNO3jenuh
2.3
ProsedurPercobaan
2.3.1 ElektrolisisuntukMenentukanBilangan Avogadro
1. Larutan
A disiapkan (larutan A terdiridari 10 gram NaCldan 0,1 gram NaOHdalam 100 ml
air.
2.
Dua
buah lempeng tembaga yang akan digunakan sebgai elektroda disiapkan dan
dibersihkan dengan amplas.
3. Salah
satuelektrodadigunakansebagaianoda.
Elektrodatersebutditimbangpadaneracaanalitik.
4.
Kedua
elektroda tembaga dicelupkan kedalam 80 ml larutan A yang ditempatkan dalam
gelas piala dan rangkaian disusun.
5. Larutandalamgelaspialadipanaskansampaisuhu
80oC dansuhudijagasupayakonstan.
6. Saatsuhusudahkonstan
80oC, aliranlistrikdihubungkandandialirkanmelaluilarutan A.
Padawaktu yang samadimulaimencatatwaktudengan stopwatch. Aruslistrikharusdijagakonstanselamapercobaanyaitu
1,5 A (dapatdibacapadaampermeter). Aliraniniseringberubah-ubahselamapercobaan.
7. Setelah
10 menit, aliranlistrikdimatikan, anodadibersihkandengan air
kemudiandikeringkandengan tissue.
8. Anodaditimbangsekalilagi
2.3.2 Mengukur GGL dan Menguji
Persamaan Nernst
1.
Potongan
lembaran tembaga dan seng disiapkan dan dibersihkan permukaan logam dengan
kertas amplas.
2.
Larutan
jenuh KNO3 (10-20 ml) disiapkan. Sebagai jembatan garam, diambil
selembar kertas saring, digulung dan direkatan dengan menggunakan selotip pada
bagian tengahnya untuk mencegah gulungan membuka.
3.
Dua
buah gelas piala 100 ml disiapkan, yang satu di isi dengan CuSO4 1 M
(60 ml) dan yang lain dengan ZnSO4 1 M, dicelupkan
elektroda-elektroda logam dan di hubungkan dengan kabel.
4.
Dicelupkan
dengan kertas saring yang telah dibentuk jadi gulungan tadi ke dalam larutan
jenuh KNO3, dihilangkan kelebihan ammonium nitrat dengan menggunakan kertas saring lain,
kemudianditempatkan sedemikian rupa sehingga kedua ujung gulungan tercelup
kedalam larutan yang berada pada kedua gelas piala.
5. Nilai GGL diamati dengan menggunakan PH meter yang distel
pada posisi mV. Dicatatpolaritaskeduaelektrodapadapengukurantersebut,
jugasuhudicatat.
6. Disiapkan
100 ml larutan ZnSO4 0,1 M dengan ZnSO41 M denganjalanpengenceran
ZnSO4 1 M.
7. Digantilarutan
ZnSO4 1 M dengan ZnSO4 0,1 M, larutan CuSO4 jangandiganti.
8. Kedua elektroda di
cuci dan dibersihkan kembali dengan kertas amplas. Jembatan garam diganti
dengan yang baru dan di ukur kembali. Dicatatnilai GGL
denganmenggunakan PH meter.
9. langkah
7 diulangi, tapimenggunakanlarutan ZnSO4yang lebihencer.
2.4
Pengamatan
2.4.1 Elektrolisis untuk menentukan bilangan
Avogadro
No
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
1.
|
10 gram NaCl + 0,1 gram NaOH
|
Larutan
tidak berwarna dan keruh
|
2.
|
Elektroda
dibersihkan dengan amplas
|
Untukmenghilangkanpengotor
|
3.
|
LempengTembaga di timbang
|
Salah satusebagaianoda
|
4.
|
Larutan
dipanaskan 80Oc dan dijaga konstan
|
Agar tidakterjadipenguapan
|
5.
|
Arus
listrik dihubungkan dan elektroda dicelupkan
|
Warnalarutanmenjadimerahkecoklatan
|
2.4.2 MengukurGGLseldanMengujiPersamaan
Nernst
No
|
Pengamatan
|
Keterangan
|
|
1.
|
Elektrodadicelupkansesuaidenganlarutannya,
dihubungkandenganjembatangaram
|
ZnSO4
sebagaianodadan CuSO4 katoda. Jembatangaramyaitukertassaring
|
|
2.
|
Tegangan diukur, dlakuakn dengan larutan yang
konsentrasinya beda
|
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap beda
potensial dengan satuan volt
|
|
2.5
AnatomiSel
2.5.1
AnatomiSelElektrolisis
2.5.2
AnantomiSelElektrokimia
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 ElektrolisisUntukMenentukanBilangan Avogadro
a. Waktupercobaan : 300 s
b.
Beratawalanoda Cu I (anodatebal) : 8,4
gram
c.
Beratawalanoda Cu II (anoda tipis) : 1,14
gram
d.
Beratakhiranoda Cu I :
8,4 gram
e.
Beratakhiranoda Cu II :
1,07 gram
f.
Perubahanberatanoda :
0,07 gram
g.
Aliranlistrik :
1,5 ± 0,05 A
h. Pada saat pemanasan larutan hingga 80°C, terbentuk
gelembung gas pada kedua elektroda Cu.
i. Larutan berubah warna dari tidak berwarna menjadi
larutan merah bata.
j. Terbentuk
endapan didasar larutan.
3.1.2 Mengukur
GGL Sel dan Menguji Persamaan Nernst
Tabel 3.1 Nilai E° selanoda Zn/Zn+2dengankatoda
Cu/Cu+2
Larutanpadabagian
Anoda Zn/Zn+2(M)
|
Larutanpadabagian
Katoda Cu/Cu+2(M)
|
Esel
(volt)
|
1,0
|
1,0
|
1,087
|
1,0
|
0,1
|
1,052
|
1,0
|
0,01
|
0,856
|
1,0
|
0,001
|
0,565
|
3.2
Pembahasan
3.2.1
Elektrolisis
untuk menentukan bilangan Avogadro
Percobaan ini menggunakan sel elektrolisis yang
melibatkan arus listrik sehingga terjadi reaksi redoks pada sel ini. Percobaan
ini menggunakan larutan NaCl dan Cu sebagai elektroda dengan salah satu dari
elektroda tersebut digunakan sebagai anoda. Belum terlihat reaksi saat arus
listrik dialirkan pada elektoda yang dicelup kedalam larutan hingga pada awal
pemanasan dilakukan. Namun seiring naiknya suhu larutan hingga 800C,
mulai terbentuk gelembung - gelembung gas disekitar elektroda dan berlanjut
hingga terbentuknya endapan pada dasar larutan. Secara teoritis hal ini dapat
dijelaskan bahwa penyebab timbulnya gelembung - gelembung gas pada elektroda dikarenakan terjadinya aliran
elektron dari katoda Cu/Cu+2 menuju
kelarutan sehingga ion positif mengalami reduksi pada katoda Cu/Cu+2 tersebut
sedangkan ion negatif dari larutan akan ditarik ke anoda Zn/Zn+2 sekaligus
mengalami oksidasi pada anoda Zn/Zn+2 tersebut. Adapun mekanismenya
sebagai berikut:
Pada larutan NaCl,
kation Na+ berasal
dari golongan utama sehingga yang direduksi adalah H2O, sedangkan
yang dioksidasi adalah elektroda Cu.
NaCl(aq)à Na+(aq)
+ Cl-(aq)
Katoda (Cu) : 2H2O(l) + 2e-à 2OH- (aq) + H2(g)
Anoda (Cu) : Cu(s)à Cu+2(aq) + 2e-
2NaCl + 2H2O(l)
+ Cu(s)à2Na+(aq)
+ 2Cl-(aq) + 2OH- (aq) + Cu+2+
H2(g)
Jadi dapat disimpulkan bahwa gelembung - gelembung yang
terbentuk disekitar elektroda merupakan gas H2 hasil dari reduksi
air pada katoda dan endapan yang
menjadikan larutan berwarna merah merupakan logam Cu yang teroksidasi.
Sedangkan pemanasan dilakukan hanya untuk mempercepat terjadinya reaksi redoks.
3.2.2
Mengukur
GGL sel dan menguji persamaan Nernst
Percobaan ini menggunakan larutan ZnSO4 1 M dan larutan CuSO4dengan
konsentrasi 1M; 0,1M; 0,01 M dan 0,001 M. Konsentrasi larutan CuSO4 sengaja
dibuat semakin kecil yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh konsentrasi Cu
terhadap nilai E sel. Berdasarkan hasil
percobaan dapat dilihat bahwa nilai E sel menurun seiring dengan menurunya
konsentrasi CuSO4 yaitu dari 1,087 V untuk 1 M hingga 0,565 V pada
0,001 M . Hal ini disebabkan secara teoritis sel konsentrasi (sel yang reaksi
totalnya hanya berupa perubahan konsentrasi) reaksi keseluruhannya
merupakanperpindahanmateridarikonsentrasi tingi ke konsentrasi yang lebih
rendah. Jadi penurunan konsentrasi CuSO4 yang dilakukan pada sel
percobaan mengakibatkan perbedaan potensial yang semakin menurun. Ini juga
membuktikan bahwa konsentrasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
nilai E°sel.
BAB
IV
PENUTUP
4.1.1
Kesimpulan
1.
Padaselelektrolisissalahsatuelektroda (anoda)
mengalamipenambahanmassasedangkanelektroda lain mengalamipenurunanmassa.
2. Padaselelektrolisislarutanberubahdaribeningmenjadimerahkecoklatansetelahdialirilistrik.
Hal inimembuktikanbahwaselelektrolisismerupakansel yang memerlukanenergilistrik
agar reaksikimiadapatberlangsung.
3. Padapercobaan GGL
(Gaya GerakListrik), semakinkecilkonsentrasi CuSO4.5H2O
maka GGL yang diperolehsemakinkeciljuga, begitusebaliknya.
4.2 Saran
1. Logam yang digunakan pada percobaan
elektrolisis dan penentuan GGL sebaiknya dibersihkan secara teliti.
2.
Pahami dengan benar perhitungan dalam pembuatan larutan.
3. Teliti dalam membaca potensiometer.
DAFTAR
PUSTAKA
Keenan,
charles W. 1980. Ilmu Kimia untuk
Universitas Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby,
D. W. 1999. Kimia Modern Edisi 4 Jilid 1.Jakarta:
Erlangga.
Petrucci,
Ralph H. 1985. Kimia Dasar prinsip dan
Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.
Underwood,
K. 1991. Kimia untuk Universitas Edisi
ke-6. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Perubahanmassaanoda
Beratawal – beratakhir = perubahanmassaanoda
1,14 gram – 1,07 gram = 0,07 gram
2. Pembuatanlarutan
CuSO4dengan Mr. CuSO4.5H2O
-
1 M =
X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
=
X gram / 249,5gmol x 10
Maka X
gram = 249,5 / 10 = 24,95 gram.
-
0,1 M =
X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
=
X gram / 249,5gmol x 10
MakaX gram = 24,95 / 10 = 2,495 gram.
-
0,01 M =
X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
=
X gram / 249,5gmol x 10
MakaX gram = 2,495 / 10 = 0,2495 gram.
-
0,001 M =
X gram / Mr.CuSO4.5H2O x 1000ml / 100ml
=
X gram / 249,5gmol x 10
MakaX
gram = 0,2495 / 10 = 0,02495 gram.
3. PembuatanlarutanZnSO4denganMr
= 287 gmol
-
1 M =
X gram / Mr.ZnSO4.7H2O x 1000ml / 100ml
=
X gram / 287gmol x 10
Maka X gram = 287 / 10 = 28,7 gram.
LAMPIRAN
PERTANYAAN
1.
Apakah nama endapan merah/ jingga yang terbentuk
dalam percobaan elektrolisis ?
Jawab
: Endapan merah yang terbentuk pada sel elektrolisis
adalah CuO
2.
Apakah yang mungkin menjadi sumber kesalahan dalam pengujian persamaan Nernst ?
Jawab :
a.
Konsentrasi
b.
Kebersihan Lempeng
c.
Pembacaan skala GGL pada potensiometer
Jammin' Jars (Slots, Video Games) Slot Machines - JTM Hub
BalasHapusJumbo Jars (Slots, Video 광주광역 출장샵 Games) Slot Machines 김포 출장안마 Jumbo 이천 출장마사지 Jars is 김천 출장마사지 a casino slot game 양주 출장안마 with 1024 ways to win in 24H36.