Senin, 04 Januari 2016

Kinetika Reaksi



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

PERCOBAAN 4
KINETIKA REAKSI
OLEH
KELOMPOK 2
KELAS C

                  ARIEF PRATAMA AVISHA                           (1407122976)
                  MAGGIE DARLENE LAUTAMA                 (1407113363)
                  ROHAYA                                                            (1407123782)
                 


PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1              TujuanPercobaan
1. Mempelajaripengaruhperubahankonsentrasipadalajureaksi.
2. Mempelajaripengaruhsuhupadalajureaksi.
1.2              LandasanTeori
1.2.1        Kinetika Kimia
Kinetika kimia adalah bahagian ilmu kimia fisika yang mempelajari laju reaksi kimia, faktor-faktor yang mempengaruhinya serta penjelasan hubungannya terhadap mekanisme reaksi (Bahnur, 2008).
Kinetika kimia disebut juga dinamika kimia, karena adanya gerakan molekul, elemen atau ion dalam mekanisme reaksi dan laju reaksi sebagai fungsi waktu. Mekanisme reaksi dapat diramalkan dengan bantuan pengamatan dan pengukuran besaran termodinamikasuatu reaksi, dengan mengamati arah jalannya reaktan maupun produk suatu sistem. Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekananzat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu (Solehah, 2008).
1.2.2        LajuReaksi
Laju reaksi adalah kecepatan (laju) berkurangnya pereaksi (reaktan) atau terbentuknya produk reaksi. Dapat dinyatakan dalam satuan mol/L atau atm/s.Hukum laju reaksi adalah persamaan yang mengaitkan laju reaksi dengan konsentrasi molar atau tekanan parsial pereaksi dengan pangkat yang sesuai. Persamaan laju atau Hukum laju diperoleh dari  hasil eksperimen. Persamaan laju reaksi dinyatakan dalam bentuk diferensial atau bentuk integral (Aguspur, 2009).
Pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi laju reaksi berguna dalam mengontrol kecepatan reaksi berlangsung cepat, seperti pembuatan amoniak dari nitrogen dan hidrogen, atau dalam pabrik menghasilkan zat tertentu. Akan tetapi kadangkala kita ingin memperlambat laju reaksi, seperti mengatasi berkaratnya besi, memperlambat pembusukan makanan oleh bakteri, dan sebagainya (Bahnur, 2008).
            Dalam membahas reaksi kesetimbangan kimia telah ditekankan bahwa reaksi ke kanan maupun ke kiri dapat terjadi begitu produk terbentuk, produk ini dapat bereaksi kembali menghasilkan reaktan semula.
Laju bersih ialah:
Laju bersih = laju ke kanan – laju ke kiri
Bila terdapat reaksi sebagai berikut:
aA  + bB   ->  cC  + dD
dimana a, b, c, dan d adalah koefisien reaksi dan A, B adalah reaktan dan C, D adalah produk reaksi. Laju reaksi dapat didefinikan sebagai pengurangan reaktan tiap satuan waktu dan derumuskan sebagai:


 
2                    …………….....……...(1.1)

ataudidefinisikansebagaipenambahanjumlahproduktiapsatuanwaktudandirumuskansebagai:
3                    ………...........………(1.2)

Tanda minus (-) digunakanpadareaktandisebabkanjumlahreaktansetelah t detikakanlebihkecildibandingandenganjumlahreaktanpada to (waktuawal) sehinggauntukmendapatkanhasil v yagbernilaipositifmakaharusditambahkantanda minus. Nilai v yang dicaridarikeempatcaradiatasyaitudenganmemakai [A], [B], [C], dan [D] akanmemilikinilai yang sama (Aguspur, 2009).
Ada sejumlahvariabel yang mempengaruhilajureaksi, yang utamanyaadalahsebagaiberikut:
1.         Konsentrasi
Sebuah konsentrasi yang lebih tinggi dari reaktan menyebabkan tabrakan yang lebih efektif per satuan waktu, yang mengarah ke laju reaksi meningkat (kecuali untuk nol reaksi order). Demikian pula, konsentrasi produk lebih tinggi cenderung dikaitkan dengan laju reaksi yang lebih rendah. Gunakan tekanan parsial reaktan dalam keadaan gas sebagai ukuran konsentrasi mereka.
2.         Kondisi Fisika
Suhu dan tekanan mempengaruhi laju reaksi. Biasanya, peningkatan suhu ini disertai dengan peningkatan laju reaksi. Suhu adalah ukuran energi kinetik dari suatu sistem, suhu jadi lebih tinggi berarti energi kinetik yang lebih tinggi rata-rata molekul dan tabrakan lebih banyak per satuan waktu. Sebagai aturan umum praktis untuk sebagian (tidak semua) reaksi kimia adalah bahwa tingkat di mana hasil reaksi kira-kira akan berlipat ganda untuk setiap kenaikan 10°C pada suhu. Setelah suhu mencapai titik tertentu, beberapa spesies kimia boleh diubah (misalnya, denaturing protein) dan reaksi kimia akan memperlambat atau menghentikan. Hubungan antara suhu dan tetapan laju reaksi dipelajari oleh Svante Arrhenius (1889), kimiawan Swedia, melalui persamaan Arrhenius:
                                                               k = Ae –Ea/RT................................................................ (1.3)
k   = tetapan laju reaksi
Ea = energi pengaktifan reaksi
A  = tetapan Arrhenius
T   = suhu dalam K
R   = tetapan gas ideal
Energi pengaktifan adalah energi minimum agar molekul-molekul dapat bereaksi. Semakin tinggi suhu, nilai eksponen negatif semakin kecil, sehingga nilai k semakin besar, yang berarti bahwa laju semakin cepat. Hubungan Arrhenius dapat dibuat grafik linier antara lnk dengan 1/T (K-1).

Gambar 1.1 Grafik hubungan konstanta laju reaksi dengan suhu
3.         Intensitas Radiasi
Sinar matahari atau sinar lampu juga dapat mempengaruhi laju reaksi. Umumnya pengaruh ini sedikit diperhatikan hanya untuk mempelajari pengaruh fotokimia. Kekuatan sinar di dalam spektrofotometri yang menggunakan sinar monokromatik tidak diharapkan.
4.         Sifat-Sifat Pelarut.
Laju reaksi tergantung dari kepolaran pelarut, viskositas, jumlah donor elektron, dan sebagainya. Penambahan suatu elektrolit dapat memperkecil atau menaikkan suatu laju reaksi (pengaruh garam), dan demikian pula adanya buffer (Bahnur, 2008).
5.         Kehadiran Katalis dan Pesaing
Katalis (misalnya, enzim) menurunkan energi aktivasi reaksi kimia dan meningkatkan laju reaksi kimia tanpa dikonsumsi dalam proses. Katalis bekerja dengan meningkatkan frekuensi tabrakan antara reaktan, mengubah orientasi reaktan sehingga tabrakan lebih efektif, mengurangi ikatan intramolekul dalam molekul reaktan, atau menyumbangkan rapatan elektron ke reaktan. Kehadiran katalis membantu reaksi untuk melanjutkan lebih cepat untuk keseimbangan. Selain katalis, spesies kimia lainnya dapat mempengaruhi reaksi. Jumlah ion hidrogen (pH larutan mengandung air) dapat mengubah tingkat reaksi. Spesies kimia lain mungkin bersaing untuk reaktan atau mengubah orientasi, ikatan, kerapatan elektron, dll, sehingga mengurangi laju reaksi(Marie, 2008).
             Orde reaksi adalah jumlah eksponen faktor konsentrasi yang terdapat dalam hukum laju reaksi itu. Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat, namun dari hasil eksperimen, dapat berupa bilangan pecahan atau nol. Orde reaksi ditentukan dengan percobaan (Solehah, 2008).
BAB II
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1              Alat- alat
1.      Gelas Ukur 100 ml                                    5.   Pipet Tetes
2.      Water Bath                                                 6.   Termometer
3.      Gelas Piala 600 ml                                     7.   Batang Pengaduk
4.      Tabung Reaksi
2.2              Bahan- bahan
1.      Na2S2O3 0,25 M
2.      HCl 1,0 M
3.      Aquadest
2.3              ProsedurPercobaan
2.3.1    Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
1.      50 ml Na2S2O3 0.25 M ditempatkan didalam gelas ukur 100 ml yang mempunyai alas rata
2.      Gelas ukur tadi ditempatkan diatas sehelai kertas putih tepat diatas tanda silang hitam yang dibuat pada kertas tersebut, sehingga dilihat dari atas melalui larutan tiosulfat, terlihat jelas tanda silang tadi.
3.      2 ml HCL 0.1 M ditambahkan dan ditepatkan ketika penambahan dilakukan, stopwatch dinyalakan. Campuran diaduk agar larutan jadi merata, sementara pengamatan dari atas tetap dilakukan.
4.      Waktu yang diperlukan dicatat sampai tanda silang hitam tidak dapat lagi diamati dari atas
5.      Diukur suhu larutan dan dicatat.
2.3.2    Pengaruh Waktu terhadap Laju Reaksi
1.      10 ml larutan tiosulfat dimasukkan kedalam gelas ukur, diencerkan volumenya mencapai 50 ml.
2.      2 ml HCL 1 M diukur, dimasukkan kedalam tabung reaksi. Gelas ukur dan tabung reaksi ditempatkan pada pengangas air yang bersuhu ± 350 C. Kedua larutan dibiarkan beberapa menit, sampai suhu mencapai kesetimbangan. Suhu kedua larutan diukur dan di catat.
3.      Asam ditambahkan kadalam larutan tiosulfat, stopwatch dinyalakan pada saat bersamaan. Larutan diaduk, tempatkan diatas tandsa silang hitam. Waktu yang dibutuhkan dicatat sampai tanda silang tak lagi terlihat dari atas.
4.      Langkah diatas diulangi untuk berbagai suhu sampai 65 0 C (lakukan untuk empat suhu yang berbeda).
3.4              Pengamatan
Dari hasil percobaan Larutan Na2S2O3 tidak berwarna (bening). Tetapi ketika Larutan Na2S2O3 ditambahkan HCl 1,0 M, larutan berubah menjadi keruh atau putih susu. Pada percobaan digunakan konsentrasi yang berbeda-beda, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk setiap perlakuan berbeda-beda. Semakin tinggi konsentrasi tiosulfat maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat.


BAB III
HASIL DAN DISKUSI
3.1       Hasil
3.1.1    Pengaruh Konsetrasi terhadap Laju Reaksi
Tabel 3.1  Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
Sistem
Konsentrasi Relatif Tiosulfat (M)
Waktu
(detik)
1/Waktu
(det-1)
1
0,25
16
0,06250
2
0,2
18
0,05555
3
0,15
22
0,04545
4
0,1
26
0,03846
5
0.05
52
0.01923
6
0.025
100
0,01000
3.1.2    Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Tabel 3.2  Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
No.
Suhu (oC)
Suhu (oK)
1/Suhu
 (oK)
Waktu
(detik)
1/Waktu
(det-1)
 Log 1/Waktu
(det-1)
1
35
308
0,0032468
38
0,0263
-1,5797
2
42
315
0,0031796
28
0,0357
-1,4471
3
49
322
0,0031056
16
0,0625
-1,2041
4
56
329
0,0030395
12
0,0833
-1,0791
5
65
338
0,0029586
8
0,125
-0,9031

4.2       Diskusi
            Pada percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi, pengujian dilakukan dengan cara pencampuran larutan tiosulfat yang konsentrasi nya berbeda – beda dengan 2 ml HCl 1,0 M. Waktu yang dibutuhkan agar tanda silang pada kertas tidak terlihat lagi dicatat. Pada percobaan ini kita mengukur waktu yang diperlukan agar kolodi mencapai intensitas tertentu atau disebut reaksi semi kuantitatif.
Gambar 3.1 Grafik Hubungan Waktu dengan Volume Na2S2O3
Dari Grafik dapat diketahui bahwa waktu terlama agar tanda x pada kertas tidak terlihat lagi yaitu pada volume terkecil dan waktu tercepat agar tanda x pada kertas tidak terlihat lagi adalah pada volume terbesar. Sehingga dapat disimpulkan semakin banyak zat terlarut, maka waktu yang dibutuhkan akan semakin kecil sehingga laju reaksi akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena banyaknya partikel yang memungkinkan lebih banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan sehingga waktu yang diperlukan lebih singkat atau cepat.
Pada percobaan kedua yaitu pengaruh suhu terhadap laju reaksi, dilakukan dengan cara memanaskan larutan tiosulfat dan HCl dengan suhu 35oC hingga 65oC. Pada suhu 35oC diperoleh waktu sebesar 38 detik dan pada suhu 65oC diperoleh waktu 8 detik.





 









Gambar 3.2 GrafikPengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan semakin cepat sehingga laju reaksi yang diperoleh semakin tinggi. Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhuenergi kinetik partikel zat-zat meningkaat sehingga memungkinkan semakin banyak tumbukan efektif yang menghasilkan perubahan. Pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang digambarkan oleh Arrhenius. Persamaan tersebut menunjukkan bahwa suhu mempengaruhi nilai konstanta laju reaksi.


DAFTAR PUSTAKA
Aguspur. 2009. Kinetika Reaksi. Jakarta :KawanPustaka.
Bahnur, Tirena. 2008. KinetikaReaksiErlementer. Jakarta :Gramedia.
Helmentisne, Marie. 2008. KinetikaReaksi Modern. Jakarta : Erlangga.           
Solehah, Amalia. 2008. Kinetika Kimia. Jakarta : Erlangga.
Yelmida. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Pekanbaru : UNRI press.




BAB IV
PENUTUP
4.1       Kesimpulan
1.  Semakin banyak zat terlarut maka waktu yang dibutuhkan semakin kecil sehingga laju reaksi akan semakin besar.
2. Semakin tinggi suhu maka waktu yang dibutuhkan semakin cepat sehingga laju reaksi semakin tinggi.
4.2       Saran
1. Praktikan harus teliti pada saat melakukan praktikum
2. Praktikan harus selalu memerhatikan waktu  dan suhu agar hasil yang diperoleh maksimal






LAMPIRAN
PERHITUNGAN
a.      Pengaruh Konsentrasi terhadap Laju Reaksi
-  1/waktu = 1/16 = 0,06250 det-1
-  1/waktu = 1/18 = 0,05555 det-1
-  1/waktu = 1/22 = 0,04545 det-1
-  1/waktu = 1/26 = 0,03846 det-1
-  1/waktu = 1/52 = 0,01923 det-1
-  1/waktu = 1/100 = 0,01000 det-1
b.   Pengaruh Suhu terhadap Laju Reaksi
-  1/suhu = 1/308 = 0,0032468 oK
-  1/suhu = 1/315 = 0,0031796oK
-  1/suhu = 1/322 = 0,0031056oK
-  1/suhu = 1/329 = 0,0030395oK
-  1/suhu = 1/338 = 0,0029586oK
-  1/waktu = 1/38 = 0,0263 det-1
-  1/waktu = 1/28 = 0,0357 det-1
-  1/waktu = 1/16 = 0,0625 det-1
-  1/waktu = 1/12 = 0,0833 det-1
-  1/waktu = 1/8 = 0,125 det-1
-  log 1/waktu = log 0,0263= -1,5797 det-1
-  log 1/waktu = log 0,0357= -1,4471 det-1
-  log 1/waktu = log 0,0625= -1,2041 det-1
-  log 1/waktu = log 0,0833= -1,0791 det-1
-  log 1/waktu = log 0,125= -0,9031 det-1




LAMPIRAN
PERTANYAAN
1.      Bagaimanacaramenentukanordoreaksisecarakeseluruhan?
-          Menentukan orde reaksi secara keseluruhan adalah dengan membuat grafik laju reaksi dan konsentrasi. Gradiennya merupakan orde reaksi. Juga dapat ditentukan dengan rumus  v = [A]a [B]b.
2.      Peningkatan suhu tidak selalu berarti peningkatan laju reaksi. Beri komentar anda mengenai hal ini!
-          Menurut kami, setiap terjadi peningkatan suhu maka laju reaksi yang terjadi semakin cepat. Seperti yang didapatkan setelah percobaan, hubungan antara suhu dengan laju reaksi berbanding lurus. Pada suhu yang tinggi memungkinkan semakin banyak tumbukan efektif sehingga mempengaruhi laju reaksinya.




LAMPIRAN
TUGAS
A.     PengaruhKonsentrasiterhadapLajuReaksi
1.        Lengkapi table hasilpengamnatansaudara
Tabel 1.hasilpengamatanpengaruhkonsentrasiterhadaplajureaksi
System
KonsentrasiTiosulfat
Waktu (s)
1/ Waktu (S-1)
1
0.25 M
16
0.0625
2
0.2 M
18
0.0555
3
0.15 M
22
0.0454
4
0.1 M
26
0.03846
5
0.05
52
0.01923
6
0.025
100
0.01

2.      KurvaLajureaksisebagaikonsentrasitiosulfat


 







Kurva yang terbentuk antara 1/ waktu vs konsentrasi adalah berbentuk kurva lurus atau linier. Dapat dilihat pada gambar, bahwa kenaikan konsentrasi mempengaruhi waktu reaksi. Jika waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan tanda silang semakin kecil, maka nilai 1/ waktu akan semakin besar. Semakin cepat waktu yang dibutuhlkan, penunjukan laju reaksi juga semakin cepat. Ini berarti konsentrasi suatu larutan mempengaruhi laju reaksi.
3.      Hitungordoreaksiterhadaptosulfat
Sistem 2 dan 3
=
B.       Pengaruhsuhuterhadaplajureaksi
1.      Lengkapilah table hasilpengamatansaudara
Tabel 2.hasilpengamatanpengaruhsuhuterhadaplajureaksi
No
Suhu (oC)
Suhu (oK)
1/ Suhu (oK)
Waktu
1/ Waktu
Log 1/ Waktu
1
35
308
0.0032468
38
0.0263
-1.5797
2
42
315
0.0031796
28
0.0357
-1.4471
3
49
322
0.0031056
16
0.0625
-1.2041
4
56
329
0.0030395
12
0.0833
-1.0791
5
65
338
0.0029786
8
0.125
-0.9031
2.      KurvaLajuReaksisabagaifungsisuhu







Kurva yang terbentuk antara 1/waktu sebagai fungsi suhu adalah berbentuk kurva lurus (linier) dengan persamaan garis y = -1.528x + 78.49.  Dari kurva dapat dilihat pada saat suhu 308oK kecepatan reaksinya 0.0263/s dan pada suhu 318oK kecepatan reaksinya 0.125/s.
Kurva yang terbentuk antara log 1/waktu sebagai fungsi 1/suhu (K-1) juga berbentuk kurva lurus (linier). Dari ke-2 buah kurva dapat disimpulkan bahwa dengan semakin meningkatnya suhu maka laju reaksi akan semakin cepat.